Minggu, 29 Agustus 2010

Self Mastery


Ketika saya memutuskan menjadi seorang coach, trainer, motivator atau apalah namanya asal jangan ejaculator heheh, saya jadi tertarik dan memiliki kesempatan untuk mengungkap misteri prilaku manusia. Ini sangat penting karena saya yakin dengan pengetahuan ini saya dapat memberikan solusi yang te-o-pe (TOP masute) yang akan merubah kualitas hidup manusia.

 Saya ingin sekali dapat mengungkap “why” dibalik prilaku seseorang untuk memahami keyakinan-keyakinan atau nilai-nilai yang mereka anut sehingga saya dapat menjadi fasilitator perubahan. Jika saya bisa melakukannya, saya yakin saya bukan saja bisa mempengaruhi mereka untuk berubah ke arah yang lebih baik  tetapi juga memahami mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan.

 Dalam pelatihan saya, Reframe your life, ada sesi Do What You Know. Di sini saya berceritera tentang beberapa orang yang telah berhasil melalui berbagai kesulitan dan akhirnya berhasil menjadi orang yang hebat luar biasa. Di dalam sesi ini saya katakan bahwa ada kesamaan dari orang-orang tersebut. Mereka semua memiliki knowledge. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih di bidangnya masing-masing. Namun saya katakan bahwa knowledge saja tidak cukup, ada satu hal yang membedakan kenapa mereka begitu sukses. Saya katakan bahwa mereka memiliki apa yang disebut “Personal Power” . Personal power adalah kemampuan untuk mengambil tindakan. Salah satu komponennya adalah skill, yaitu communication skill. 

 Dalam pelatihan Reframe your life, setelah para peserta memiliki mimpi yang telah dikonversi ke dalam bentuk gambar, dengan maksud supaya bisa mengaktivasi otak bawah sadar yang begitu powerful. Peserta pelatihan perlu diyakinkan mengenai pentingnya system agar mereka memiliki komitmen untuk melakukan apa yang sudah mereka rencanakan, yaitu mengkomunikasikan rencana itu kepada diri mereka sendiri. Inilah yang menurut saya masih kurang dalam pelatihan itu, sehingga tidak menutup kemungkinan setelah pelatihan berakhir banyak peserta yang lupa pada lifemap yang telah mereka buat. Untuk itu, saya berencana meningkatkan ketajaman sesi Do What You Know ini dengan pentingnya komunikasi pada acara Reframe your life selanjutnya selain perubahan-perubahan lainnya seperti sesi visualisasi. Diharapkan Reframe your life angkatan setelah lebaran ini akan jauh lebih powerful (promosi heheh) Gambarannya akan seperti di bawah ini.

 Apakah cuaca menentukan mood Anda? Apakah relationship menentukan kualitas hidup Anda? Apakah uang, politikus, suasana kerja  menentukan hidup anda?. Sebetulnya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah NO—TIDAAAAKKKKKK. Satu-satunya hal yang menentukan bagaimana perasaan anda adalah cara Anda berkomunikasi dengan diri Anda.

 Banyak orang yang telah di-abuse secara mental, fisik, seksual, spiritual dan siksaaan-siksaan lainnya, ternyata mereka menjadi orang yang sukses dan paling banyak berkontribusi pada orang lain, contohnya si Oprah Winfrey.  Namun sebaliknya, banyak pula orang yang berasal dari keluarga yang baik disuport dengan kasih sayang, uang, pendidikan, keluarga dll, dll, ternyata menjadi orang yang tidak karuan dan berakhir di panti rehabilitasi. Kunaon kitunya? Karena kualitas hidup Anda tidak ada kaitannya dengan hidup Anda yang sesungguhnya, tetapi berkaitan dengan komunikasi Anda.

 Sekarang pertanyaan saya: Apakah Anda merasa sedih atau gembira hari ini? Apakah Anda merasa sukses atau gagal?  (jawab atuh euy!!!). Ternyata, bukan mengenai sukses atau gagal tetapi bagaimana Anda berkomunikasi. Jika Anda berkomunikasi dengan diri Anda dengan kepastian, pikiran Anda akan mempercayainya, jika Anda percaya, Anda akan merasakannya, jika Anda merasakannya, NAH, itulah hidup Anda.

  “Tidak ada satupun di dunia yang bermakna kecuali makna yang Anda berikan.”. Misalnya ada satu kejadian. Satu orang merespon: “Tuhan membenci saya, matilah saya—hidup saya berakhir”. Kejadian yang sama bisa direspon oleh orang yang berbeda seperti ini : “Alloh memberikan saya tantangan supaya saya menjadi orang yang lebih baik”. Apa bedanya? Orang yang pertama adalah suicidal, sedangkan orang yang kedua adalah orang yang bermental positif. So what gitu lho? Yaitu tadi, bedanya adalah komunikasi dengan diri sendiri.

 Oleh karena itu, denger nih—denger, “ tidak ada satu keahlian yang paling penting yang harus dikuasai dan hanya sedikit orang yang menguasainya dan setiap orang sebetulnya bisa melakukannya, yaitu keahlian komunikasi.  Anda tidak bisa mengontrol semua kejadian. Anda tidak bisa mengentrol supaya istri, suami, pacar, ayah, ibu – atau orang-orang yang anda cintai meninggal dunia. Yang bisa Anda control andalah bagaimana Anda memaknai kejadian itu. Jika Anda mampu mengontrol makna sesuatu, Anda dapat mengontrol kehidupan yang Anda inginkan. Jika Anda tidak bisa mengontrolnya, Anda tidak memiliki masa depan (yah gak gitu gitu amat sih…..)

 

Saya akan akhiri artikel ini dengan cerita.


 John Beluci (nulisnya poho… maaf), dicintai jutaan orang. Dia mencapai hampir semua yang dia cita-citakan dalam hidupnya. Dia ingin menjadi pelawak, bintang TV, main di  broadway, menjadi bintang film, main musik, memiliki istri cantik, kaya dll dll. Top banget deh pokonya. Apakah dia sukses??? Ternyata tidak. Dia mati overdose. Ternyata dia gagal. Dia sukses berkomunikasi dengan semua orang KECUALI dengan dirinya. Dia nge-drug untuk merubah perasaannya, akhirnya hilanglah bakat yang hebat itu.

 

Sebaliknya, Jerry Kofee (poho oge nulisna), seorang pilot pesawat tempur di perang Vietnam yang ditembak jatuh oleh vietkong, dikurung di dalam sel yang lebarnya tidak jauh dari ukuran tubuhnya, disiksa setiap hari, diisolasi, direndam dll dll selama 7 tahun. Ketika dibebaskan dia mengatakan “Itulah saat terdasyat dalam hidup saya, dan saya tidak akan menukarkannya dengan apapun tentang apa yang telah terjadi dalam diri saya”. Dia adalah master komunikasi. Ketika pertama kali dia dikurung, dia mengatakan “Saya mau disini untuk beberapa saat”. Apa artinya??  Jika saya mengatakan hidup saya berakhir—itulah yang akan terjadi. Jika saya mengatakan “Ya Tuhan, Apa yang engkau lakukan pada saya? Saya akan menderita, maka saya bertanya pada diri saya: “ Bagaimana saya bisa memanfaatkan kejadian ini?”

 

Pertanyaan selanjutnya adalah: Iyan, yang baik dan tidak sombong, bagaimana cara melatihnya agar saya bisa memiliki kemampuan komunikasi yang baik?............. ingin tahu jawabannya….. : Ikuti…………..Sesi Do What You Know pada pelatihan Reframe Your Life…. Gratis untuk alumni…. Atau baca aja terusan artikel ini di blog ini…

 

Mas… Mba….., mau gak ibadah??? Mau yah… . Jika mas atau mba merasa blog ini bermanfaat… sebarkan ke orang lain. Biarlah Alloh membalas segala kebaikan kita semua. Amien

1 komentar:

Bener alus euy. Pointnya sudah saya tangkap Kang (mun bener kitu oge): Keterampilan memaknai apa yang terjadi pada diri dan meresponnya secara positif.
 

Posting Komentar